Pages

Jumat, 24 Desember 2010

Malam Natal

"Jingle bells, jingle bells
Jingle all the way..."

Itulah sepenggal lirik lagu yang sering kita nyanyikan ketika Natal tiba.
Dengan penuh sukacita kita bernyanyi dan merasakan Damai Natal hadir di tengah kehidupan kita.

2 hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 23 Desember 2010, saya bersama teman-teman Permata Jatinangor melakukan bakti sosial dalam rangka berbagi berkat dalam Natal, bersama saudara-saudara kita yang kurang beruntung, yang tinggal di alun-alun kota Bandung.

Di tengah gelapnya malam, yang hanya disinari lampu-lampu jalan dan lampu kendaraan yang satu-satu masih terlihat lalu lalang. Tergeletak beberapa onggok tubuh segar di sepanjang emperan toko/rumah. Berlapiskan koran-koran bekas, mereka tertidur pulas, tiupan angin malam yang begitu dingin tidak membuat mereka gelisah, seakan tubuh dingin itu telah kebal terhadap angin malam.

Kamipun menghampiri satu per satu onggokan tubuh yang tertidur pulas itu.
"Selamat malam pak...permisii", tidak ada jawaban ataupun gerakan dari tubuh dingin itu.

"Selamat malam, maaf menggangu" juga tidak ada balasan...

Hingga akhirnya, aku menyentuh tubuh itu dan beliau terbangun dari mimpinya.

"Selamat malam pak, maaf kami mengganggu istirahat Bapak"

Dengan cepat ia menjawab, "Ia, ada apa mas? Tidak, tidak mengganggu kok."

"Ooh begitu, sebelumnya perkenalkan, nama saya Raja dan teman saya Daen" kami bersalaman dengan tangan yang terlihat kotor itu.

"Ia, saya Asep" katanya.

Beliau menyambut kami dengan wajah yang kelihatan lelah, kemudian kami berbincang. Ia mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah desa di Jawa Barat, tepatnya Majalaya. Ia bekerja sebagai pemulung karena keluarganya sudah tidaka ada lagi. Bahkan, ia hanya bisa mendapatkan 15 lembar uang pecahan seribu rupiah. Namun, baginya itu adalah sukacita yang luar biasa.

Setelah berbincang-bincang, kami memberikan bingkisan yang kami bawa. Sekedar untuk makan malam atau sarapan. Tapi ia menerima dengan penuh sukacita. Senyum lebar mewarnai perbincangan kami, meskipun terkadang ceritanya membuat hati sedikit tercabik.

Jalan demi jalan kami telusuri dan memberikan bingkisan yang ada. Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 01.30 pagi. Kami bergegas untuk memutar lagu langkah menuju Jatinangor.

Setelah sampai di kosan pukul 2.30, aku mulai memejamkan mata kecil ini. Dan keesokan harinya terbangun pukul 3 sore. Badanku terasa lelah, mataku terasa kaku, leherku rasanya ingin patah. Tapi aku menyadari bahwa ini adalah tanggal 24 Desember. Waktunya untuk bermalam natal.

Aku sangat berharap malam natal kali ini tidak hanya biasa-biasa saja, aku sangat berharap dapat merasakan Damai Natal yang penuh sukacita. Dan kemudian aku memutuskan untuk berangkat ke sebuah gereja suku yaitu GBKP yang ada di Jl. Lombok kota Bandung.

Diperjalanan naik bus, aku bersama teman-teman tidak mendapat kursi tempat duduk, hingga kami harus berdiri di bagian koridor bus itu.

Aku mulai terdiam, berdiri, menatap ke arah luar jendela. Terlihat pemandangan yang luar biasa indahnya. Langit yang mulai menguning terpantul dalam genangan air yang ada di setiap petak sawah sepanjang perjalanan. Bukit-bukit yang sebagian tubuhnya tertutupi awan, terlihat kuning keemasan dengan titik hujan kecil membuat mataku tidak bisa lepas dari pemandangan ini, ditambah terlantun lagu-lagu sendu di dalam bus. Membuat suasana saat itu begitu damai.

Kekhawatiran mulai muncul, bila kami terlambat sampai di tujuan. Karena kemacetan di sepanjang tol tidak kunjung selesai. Tapi akhirnya, bus yang kami tumpangi sampai tidak terlalu jauh dari yang seharusnya. Dan kamipun sampai di Jalan Lombok.

Kami sampai dan mulai khusuk dalam ibadah. Malam puji-pujian yang cukup mengjiburku, dimana aku bisa bernyanyi sepuas hati dengan suasana yang kental dengan budaya karo. Menari dan bernyanyi memuliakan namaNya.

Hingga ibadah selesai, kami pulang dan aku sendiri di kosan.
Aku mulai merenung ditemani lantunan lagu-lagu natal dan kerlipan lampu natal yang indah. Doa demi doa kupanjatkan kepadaNya. Berharap, harapan-harapanku dapat terkabul...

Setelah aku merenung, barulah aku mulai mengetik kata demi kata di postingan ini.
Berharap aku dapat berbagi cerita, meskipun hanya di dunia maya.

Sungguh Malam Natal yang indah, semoga Natalnya nanti bernilai lebih dari ini.





Merry X-Mas 2010 & Happy New Year 2011
(The Savior is coming)

0 komentar:

Posting Komentar